Tradisi Peh Cun di Sungai Cisadane Tangerang Banten
Tradisi Peh Cun di Sungai Cisadane Tangerang Banten
Oleh: Saung AA Iyuy
Kalau kamu pernah main ke Tangerang, pasti nggak asing lagi dengan nama Sungai Cisadane. Sungai ini bukan hanya jadi ikon kota, tapi juga saksi hidup berbagai tradisi budaya yang diwariskan turun-temurun. Salah satunya adalah Peh Cun, sebuah perayaan budaya Tionghoa yang sudah lama menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Tionghoa Benteng di Tangerang.
Dalam artikel ini, kita akan bahas tuntas tentang tradisi Peh Cun di Cisadane Tangerang Banten. Mulai dari sejarah, ritual, lomba perahu naga yang seru banget, sampai makna budaya dan sosialnya yang masih terasa kental hingga sekarang. Jadi, kalau kamu cari referensi lengkap, santai, tapi tetap informatif, artikel ini pas banget buat kamu.
Apa Itu Peh Cun?
Peh Cun atau Duanwu Festival adalah perayaan tradisional Tionghoa yang jatuh pada hari ke-5 bulan ke-5 kalender Imlek. Secara internasional, festival ini populer dengan lomba perahu naga (dragon boat festival) dan makanan khas berupa zongzi atau bakcang.
Di Indonesia, khususnya di Tangerang, Peh Cun dikenal luas berkat masyarakat Tionghoa Benteng. Disebut Benteng karena dulu banyak warga Tionghoa tinggal di sekitar benteng VOC yang dibangun di Tangerang. Hingga kini, Peh Cun di Cisadane tetap menjadi magnet budaya yang menyatukan masyarakat.
Sejarah Singkat Peh Cun di Cisadane
Tradisi Peh Cun di Tangerang sudah ada sejak awal abad ke-20. Dahulu, perayaan ini lebih sering dilakukan di sungai-sungai besar di sekitar Jakarta. Namun, karena kondisi sungai di sana semakin padat dan tercemar, masyarakat Tionghoa Benteng memindahkan pusat kegiatan Peh Cun ke Sungai Cisadane.
Sejak itu, Cisadane menjadi pusat utama Peh Cun di Indonesia. Setiap tahunnya, ribuan orang berkumpul di pinggir sungai, baik untuk berdoa, mengikuti lomba, maupun sekadar menyaksikan keseruan festival ini. Dari generasi ke generasi, Peh Cun tetap terjaga dan bahkan makin berkembang menjadi daya tarik wisata budaya.
Ritual dan Rangkaian Acara Peh Cun di Cisadane
Nah, sekarang mari kita bahas apa saja acara dan ritual khas yang bikin Peh Cun di Cisadane jadi meriah banget. Kalau kamu pernah lihat langsung, pasti nggak akan lupa dengan suasana semaraknya.
1. Lomba Perahu Naga
Ini dia acara paling ikonik dalam Peh Cun. Perahu panjang berbentuk naga dengan warna mencolok berpacu di Sungai Cisadane. Setiap perahu diisi oleh belasan pendayung yang kompak mengayuh mengikuti irama tabuhan drum. Suasana jadi semakin meriah dengan sorakan penonton dari tepi sungai.
Lomba perahu naga bukan sekadar olahraga, tapi juga simbol kebersamaan, kekompakan, dan penghormatan terhadap leluhur. Makanya, setiap tahun lomba ini selalu ditunggu-tunggu oleh masyarakat.
2. Sembahyang dan Doa di Tepi Sungai
Sebelum lomba dimulai, biasanya ada ritual sembahyang di altar khusus dekat sungai. Doa-doa dipanjatkan untuk memohon keselamatan, kesehatan, dan keberkahan. Sesajen, dupa, dan buah-buahan diletakkan sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur.
3. Lempar Bakcang
Salah satu tradisi unik di Cisadane adalah lempar bakcang. Masyarakat melemparkan bakcang ke sungai sebagai simbol penghormatan kepada tokoh patriot Tiongkok kuno, Qu Yuan. Konon, lemparan bakcang ini juga jadi bentuk doa agar rezeki selalu mengalir deras seperti air sungai.
4. Tangkap Bebek & Mendirikan Telur
Selain lomba perahu naga, ada juga permainan rakyat yang nggak kalah seru, yaitu tangkap bebek di sungai. Bebek-bebek yang dilepas biasanya diberi pita warna-warni. Siapa yang berhasil menangkap, dialah pemenangnya.
Lalu ada tradisi mendirikan telur. Konon kalau telur bisa berdiri tegak di hari Peh Cun, itu pertanda keberuntungan. Tradisi ini jadi atraksi menarik yang selalu bikin penonton penasaran.
5. Aksi Bersih-Bersih Sungai
Dalam beberapa tahun terakhir, tradisi Peh Cun juga dirangkai dengan kegiatan sosial berupa bersih-bersih Sungai Cisadane. Ini menunjukkan bahwa selain melestarikan budaya, masyarakat juga peduli terhadap lingkungan sekitar.
Makna Budaya dan Sosial
Buat masyarakat Tionghoa Benteng, Peh Cun bukan hanya acara seremonial. Ada makna mendalam di baliknya, antara lain:
- Pelestarian budaya – menjaga warisan leluhur agar tetap hidup di tengah modernisasi.
- Kebersamaan – lomba perahu naga mengajarkan arti kekompakan dan solidaritas.
- Religius – doa dan sembahyang sebagai wujud syukur dan penghormatan kepada leluhur.
- Lingkungan – aksi bersih-bersih sungai jadi pengingat pentingnya menjaga alam.
- Pariwisata – festival ini juga menarik wisatawan lokal maupun mancanegara, memberi dampak ekonomi positif.
Perkembangan Peh Cun di Era Modern
Dulu, Peh Cun hanya dirayakan oleh komunitas Tionghoa Benteng. Tapi sekarang, perayaan ini melibatkan banyak pihak, mulai dari pemerintah daerah, komunitas lintas agama, sampai wisatawan. Festival ini bahkan sering dimasukkan ke dalam agenda resmi Festival Cisadane yang lebih besar skalanya.
Selain lomba perahu naga, kini ada juga pertunjukan seni, kuliner, hingga kompetisi olahraga air. Semua ini bikin Peh Cun makin semarak dan relevan dengan generasi muda.
Kapan Peh Cun Dirayakan?
Peh Cun jatuh pada hari ke-5 bulan ke-5 kalender Imlek. Karena mengikuti kalender lunar, tanggalnya selalu berubah setiap tahun di kalender masehi. Biasanya jatuh antara akhir Mei hingga pertengahan Juni. Jadi, kalau kamu pengin menyaksikan langsung, catat baik-baik jadwalnya.
Penutup
Tradisi Peh Cun di Sungai Cisadane adalah contoh nyata bagaimana budaya bisa bertahan ratusan tahun dan tetap hidup di tengah masyarakat modern. Dari lomba perahu naga yang seru, lempar bakcang yang penuh makna, hingga doa-doa khusyuk di tepi sungai – semuanya menyatu dalam satu perayaan besar yang meriah.
Buat kamu yang suka dengan budaya, sejarah, dan wisata unik, Peh Cun di Cisadane wajib banget masuk daftar kunjunganmu. Selain bisa belajar budaya, kamu juga bisa menikmati suasana kebersamaan yang jarang ditemui di tempat lain.
Semoga artikel ini bisa jadi referensi yang bermanfaat dan menambah wawasan kamu tentang kekayaan budaya Indonesia. Karena, seperti kata pepatah, bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai budayanya sendiri.
Posting Komentar untuk "Tradisi Peh Cun di Sungai Cisadane Tangerang Banten"