Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Gunung Pulosari

Gunung Pulosari Pandeglang: Sejarah, Legenda, dan Wisata alam, sejatah dan Spiritual

Menyelami Keindahan Alam, Sejarah, dan Mitos di Jantung Pandeglang Banten

Gunung Pulosari adalah salah satu gunung berapi yang terletak di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, Indonesia Gunung Pulosari, yang menjulang setinggi 1.346 meter di atas permukaan laut, bukan sekadar destinasi pendakian biasa. Terletak di Kabupaten Pandeglang, Banten, gunung ini menyimpan kekayaan alam yang memukau, sejarah kerajaan yang mendalam, serta mitos dan legenda yang menambah aura misteriusnya. Bagi para pencinta alam, sejarahwan, peziarah spiritual, peneliti budaya, hingga penikmat cerita rakyat, Gunung Pulosari adalah tempat yang wajib dikunjungi. 

Gunung Pulosari bukan hanya menyuguhkan keindahan alam, tetapi juga menyimpan banyak cerita, legenda, dan jejak sejarah yang masih hidup di tengah masyarakat.

Lokasinya berada di Kecamatan Mandalawangi, sekitar 30 kilometer dari pusat Kota Pandeglang. Gunung ini termasuk gunung berapi aktif, meski letusan terakhirnya belum tercatat dalam sejarah modern. Di sekitar gunung, terdapat beberapa desa adat yang masih memegang teguh nilai-nilai tradisi dan kepercayaan lokal.

1. Keindahan Alam yang Menawan

Meskipun tidak setinggi gunung-gunung lainnya di Indonesia, Gunung Pulosari menawarkan jalur pendakian yang menantang dan pemandangan alam yang luar biasa. Dari puncaknya, pendaki dapat menyaksikan panorama hutan tropis yang lebat, perbukitan hijau, hingga Selat Sunda dan Gunung Anak Krakatau di kejauhan.  

Di sepanjang jalur pendakian, terdapat Curug Putri, sebuah air terjun alami yang menyegarkan. Air terjun ini sering menjadi tempat istirahat bagi para pendaki untuk mengisi kembali perbekalan air dan menikmati keindahan alam sekitar.  

2. Jejak Sejarah Gunung Pulosari

Dalam sejarahnya, Gunung Pulosari dipercaya sebagai tempat sakral sejak zaman kerajaan Hindu-Buddha di Nusantara. Banyak sumber lokal menyebutkan bahwa tempat ini sudah digunakan sebagai lokasi bertapa dan tirakat sejak ratusan tahun lalu. Bahkan dalam naskah-naskah kuno seperti Carita Parahyangan, nama Pulosari sering dikaitkan dengan peradaban tua dan spiritualitas tinggi.

Gunung Pulosari dianggap sebagai salah satu pusat penyebaran ajaran spiritual dan kebatinan di Tanah Banten. Beberapa tokoh besar, termasuk para ulama awal penyebar Islam di Banten seperti Syekh Maulana Hasanuddin, disebut-sebut pernah bertapa di gunung ini, Selain Sanghiang Sirah.

Gunung Pulosari memiliki keterkaitan erat dengan sejarah Kerajaan Banten. Menurut catatan sejarah, Sunan Gunung Jati dan putranya, Maulana Hasanuddin, pernah singgah di gunung ini sebelum mendirikan Kesultanan Banten. Selain itu, ditemukan pula berbagai peninggalan arkeologi seperti menhir dan dolmen yang menunjukkan bahwa kawasan ini pernah menjadi pusat peradaban masa lalu.  

3. Legenda dan legenda Gunung Pulosari

Salah satu legenda yang paling terkenal adalah legenda tentang "Kawah Ratu", yang dipercaya sebagai tempat persemayaman Ratu Laut Kidul di wilayah barat. Masyarakat percaya bahwa gunung ini memiliki hubungan spiritual dengan pantai selatan dan menjadi titik persilangan antara dunia manusia dan dunia gaib.

Gunung Pulosari tidak lepas dari berbagai mitos dan legenda yang berkembang di masyarakat. 

Selain itu, ada kisah tentang "Bola Api Ocos", yakni cahaya gaib yang sering terlihat di malam hari melayang-layang di antara pepohonan. Konon, jika diikuti, bola api ini akan menyesatkanmu dan membawamu ke dimensi lain.. 

Ada pula cerita tentang "Raja Babi", makhluk gaib yang dipercaya sebagai penjaga gunung. Masyarakat setempat juga meyakini adanya harimau gaib jelmaan pengikut setia Prabu Siliwangi yang menjaga kesucian gunung ini.  

Kisah-kisah semacam ini menjadi bagian tak terpisahkan dari kepercayaan masyarakat sekitar.

4. Situs Bersejarah

Di lereng Gunung Pulosari terdapat berbagai situs bersejarah yang menjadi saksi bisu peradaban masa lalu. Salah satunya adalah Makam Eyang Pulosari, yang dianggap sebagai penjaga gunung dan sering dikunjungi oleh peziarah untuk berdoa dan mencari berkah. Selain itu, terdapat pula gua kuno yang diyakini sebagai tempat semadi Raga Mulya, serta batu-batu megalitik seperti Batu Ranjang dan Batu Dakon yang digunakan dalam ritual tradisional.  

5. Destinasi Wisata Gunung Pulosari

Selain pendakian, Gunung Pulosari menawarkan berbagai aktivitas wisata lainnya. Di kaki gunung, terdapat bumi perkemahan Salakanagara yang cocok untuk berkemah bersama keluarga. Pengunjung juga dapat berenang di kolam sumber air alami Salakanagara yang jernih dan menyegarkan. Dari kawasan ini, pengunjung dapat menikmati pemandangan tiga gunung sekaligus: Gunung Pulosari, Gunung Karang, dan Gunung Aseupan. 

Dua destinasi utama di Gunung Pulosari yang wajib dikunjungi adalah Kawah Ratu dan Curug Putri. Kawah Ratu merupakan kawah aktif yang mengeluarkan asap belerang. Tempat ini sering dijadikan lokasi bertapa dan ritual.

Curug Putri, di sisi lain, adalah air terjun eksotis yang berada di jalur pendakian. Banyak pendaki yang berhenti di sini untuk mandi atau sekadar menikmati suara alam. Masyarakat setempat percaya bahwa air dari Curug Putri memiliki kekuatan menyembuhkan. Di percaya Dewi pohaci Larasati pernah disini.

6. Tips dan Informasi Pendakian

Jalur pendakian Gunung Pulosari bisa dimulai dari basecamp Cilentung atau Cikoneng. Jalurnya tidak terlalu panjang, hanya sekitar 3-4 jam perjalanan ke puncak, tetapi cukup menantang karena medan terjal dan licin.

Beberapa tips penting jika kamu ingin mendaki:

  • Gunakan sepatu tracking anti selip
  • Bawa air minum minimal 2 liter
  • Jangan membuang sampah sembarangan
  • Hormati tempat-tempat yang dianggap keramat
  • Jika malam hari, sebaiknya ditemani warga lokal

Jalur pendakian

  • Tiket Masuk: Rp10.000 per orang untuk wisatawan domestik.  (Harga bisa saja berubah informasi harga ini saat artikel di tulis)
  • Jam Operasional: Basecamp pendakian buka 24 jam. 
  • Jalur Pendakian: Terdapat tiga penanda utama: Basecamp, Curug Putri, Kawah Ratu, dan Puncak Pulosari. 
  • Durasi Pendakian: Sekitar 4-6 jam dari basecamp hingga puncak. 
  • Fasilitas: Tersedia area parkir, toilet, mushola, dan warung di jalur pendakian. 
  • Sumber Air: Tersedia di Curug Putri dan beberapa titik lainnya. 

7. Mitos dan Larangan Tak Tertulis

Sebagai tempat sakral, Gunung Pulosari memiliki banyak pantangan yang harus dipatuhi, seperti:
  • Tidak boleh berkata kasar atau sompral
  • Tidak boleh membawa pulang benda dari kawasan gunung
  • Jangan berbuat mesum atau tidak sopan
  • Jangan mengambil foto di tempat-tempat keramat tanpa izin
Melanggar pantangan ini dipercaya bisa menyebabkan kesialan, tersesat, atau bahkan kerasukan.

Cerita Mistis dari para pendaki 

Beberapa orang yang pernah melakukan pendakian mengaku pernah mengalami kejadian ganjil seperti:
  • Mendengar gamelan padahal tidak ada siapa-siapa
  • Bertemu orang tua berjubah putih yang tiba-tiba menghilang
  • Tiba-tiba merasa berat saat melewati batu tertentu
Cerita ini bukan untuk menakut-nakuti, melainkan jadi pengingat bahwa Gunung Pulosari bukan sekadar tempat rekreasi, tapi juga ruang spiritual yang sakral.

8. Flora dan Fauna Khas Gunung Pulosari

Gunung Pulosari adalah rumah bagi ekosistem hutan hujan tropis yang kaya dan unik. Meski tidak sepopuler taman nasional besar, keanekaragaman hayati di gunung ini tetap menarik untuk disorot. Di kawasan hutan yang lebat, kamu bisa menemukan pohon-pohon besar seperti puspa, rasamala, dan damar yang menjulang tinggi dan membentuk kanopi alami.

Buat pecinta botani, tumbuhan bawah seperti pakis raksasa dan berbagai jenis anggrek liar sering jadi incaran lensa kamera. Di kawasan hutan yang lebat, kamu bisa menemukan pohon-pohon besar seperti puspa, rasamala, dan damar. Ada juga tanaman endemik yang diyakini hanya tumbuh di area pegunungan Banten.

Untuk fauna, jangan kaget kalau kamu mendengar suara owa jawa atau kera ekor panjang saat pagi hari. Ada juga jenis burung langka seperti elang jawa dan cucak rawa. Bahkan warga lokal percaya bahwa beberapa hewan seperti harimau tutul dan kijang pernah terlihat di kedalaman hutan—meski ini lebih sering dikaitkan dengan legenda gaib ketimbang observasi ilmiah.

9. Ritual Adat dan Kepercayaan Lokal

Gunung Pulosari bukan cuma tempat wisata atau petualangan, gunung ini adalah ruang sakral. Warga sekitar menganggapnya sebagai tempat suci yang penuh energi spiritual. Beberapa tokoh adat dan sesepuh desa bahkan menyebutnya sebagai “puser bumi” atau titik pusat bumi bagi masyarakat Banten.

Salah satu ritual yang masih kerap dilakukan adalah “Ngabungbang”, sebuah prosesi pembersihan diri dan jiwa yang dilakukan di Curug Putri. Biasanya dilakukan malam Jumat Kliwon atau saat bulan purnama. Peserta ritual akan mandi di bawah air terjun sambil melantunkan doa-doa dan mantra kuno Sunda-Banten.

Ritual lainnya adalah “Ngagero Roh”, yaitu pemanggilan roh leluhur melalui media dupa dan sesajen, biasanya dilakukan oleh juru kunci atau spiritualis di Kawah Ratu. Kawah ini diyakini sebagai tempat persemayaman para leluhur dan makhluk halus penjaga gunung.

10. Tokoh Spiritual dan Juru Kunci Gunung Pulosari

Dalam struktur sosial dan spiritual sekitar Gunung Pulosari, juru kunci punya peran penting. Mereka adalah penjaga adat yang memastikan bahwa pengunjung gunung tidak sembarangan bersikap atau melanggar norma-norma tak tertulis.

Salah satu juru kunci legendaris adalah Abah Rohmat, yang dikenal luas karena mampu “berdialog” dengan makhluk tak kasat mata. Abah Rohmat sering dimintai izin atau doa restu sebelum orang naik ke puncak, terutama jika tujuan pendakian bukan hanya wisata, tapi juga tirakat, ngalap berkah, atau mencari wangsit.

Kehadiran tokoh-tokoh seperti Abah Rohmat bukan hanya memperkuat sisi spiritual gunung ini, tetapi juga menjembatani nilai-nilai budaya lokal dengan dunia modern.

Dan  bisa juga dari tim dari padepokan saung AA iyuy ( untuk informasi dan lainnya)

11. Gunung Pulosari dalam Budaya Sunda - Banten

Secara kultural, Gunung Pulosari adalah titik penting dalam peradaban Sunda-Banten. Dalam tradisi lisan, gunung ini disebut sebagai tempat bertapa dan moksa-nya para leluhur Sunda, termasuk tokoh legendaris seperti Aki Tirem, Syekh Quro, dan bahkan dikaitkan dengan Prabu Siliwangi, serta dewarman dan Dewi pohaci Larasati pernah menetap di sini dan lain sebagainya.

Bagi masyarakat Baduy dan kampung adat sekitar, Pulosari adalah “tempat pamulangan” roh leluhur. Ini sebabnya kenapa banyak ritual pemulangan arwah (ruwatan) dilakukan menghadap atau mendaki gunung ini.

Dalam budaya seni, gunung ini juga banyak muncul dalam pantun Sunda, carita pantun, hingga kidung Banten Lama. Kesenian seperti debus dan tari rampak bedug seringkali menyisipkan unsur mistik Gunung Pulosari dalam penampilan mereka.

12. Cerita Rakyat 

Salah satu kisah paling dikenal adalah tentang Raja Babi, makhluk gaib berbentuk babi hutan raksasa yang dianggap sebagai penjaga Gunung Pulosari. Cerita ini sering dituturkan oleh warga setempat untuk memperingatkan para pendaki agar tidak sompral atau berkata kasar selama di atas gunung.

Konon, jika seseorang bersikap lancang atau melanggar aturan gaib, mereka akan dikejar oleh Raja Babi atau dibuat tersesat selama berjam-jam bahkan berhari-hari.

Ada juga kisah tentang Bola Api Ocos, sebuah cahaya misterius berbentuk bola api yang muncul saat malam hari dan kadang melayang di jalur pendakian. Penduduk lokal percaya, jika kamu mengikuti cahaya ini tanpa izin, kamu bisa masuk ke dunia lain alias “nyasar”.

Cerita-cerita ini bukan untuk menakuti, tapi sebagai bentuk penghormatan kepada alam dan energi yang dipercayai tinggal di gunung.

13. Itinerary Wisata Gunung Pulosari (3 Hari 2 Malam)

Hari 1 Tiba di Pandeglang,
  • cek-in di homestay lokal atau penginapan seperti hotel dan lainnya.
  • Makan siang dengan kuliner khas Banten (rabeg, sate bandeng)
  • Wisata budaya ke Kampung Salakanagara
  • Mengikuti acara pentas seni lokal (jika ada)
Hari 2 Pendakian
  • Pagi: Mulai pendakian dari Basecamp
  • Siang: Istirahat di Curug Putri, makan siang
  • Sore: Tiba di Kawah Ratu, mendirikan tenda
  • Malam: Tirakat atau menyaksikan bintang dari ketinggian
Hari 3 Summit attack
  • Subuh: Summit Attack ke Puncak Pulosari
  • Sunrise view dan dokumentasi
  • Turun gunung, mampir ke kolam alami Salakanagara
  • Pulang ke kota Pandeglang

14. Potensi Ekowisata dan Peluang Bisnis Lokal

Gunung Pulosari berpotensi besar jadi kawasan ekowisata. Karena menyimpan potensi luar biasa untuk dikembangkan sebagai kawasan ekowisata berkelanjutan. Saat ini sudah mulai tumbuh komunitas lokal yang menyediakan jasa guide, persewaan alat camping, dan kuliner khas.

Kalau dikelola dengan benar, Pulosari bisa jadi destinasi kelas nasional layaknya Merapi atau Bromo. Apalagi lokasinya dekat dari Jakarta, hanya 3-4 jam perjalanan. Sangat strategis buat wisatawan urban yang haus petualangan weekend.

15. Siap Jadi Penjelajah Sejati?

Gunung Pulosari bukan cuma soal mendaki dan selfie di puncak. Ini tentang mengenal akar budaya, menghormati leluhur, dan merasakan aura spiritual yang hanya bisa dipahami oleh mereka yang datang dengan hati terbuka.

Kalau kamu ingin jadi user sejati Gunung Pulosari, jangan cuma cari eksistensi. Rasakan, pahami, dan rawat tempat ini. Karena ketika kamu turun nanti, kamu nggak cuma membawa kenangan, tapi juga warisan kisah yang bisa kamu teruskan dan ceritakan.

Gunung Pulosari bukan tempat sembarangan. Ia bukan sekadar gunung. Ia adalah guru yang berbicara lewat sunyi, kabut, dan legenda. Gunung Pulosari adalah perpaduan sempurna antara keindahan alam, kekayaan sejarah, dan kearifan lokal yang masih terjaga hingga kini. Bagi siapa pun yang ingin merasakan petualangan yang berbeda, memahami sejarah kerajaan Banten, atau sekadar menikmati keindahan alam yang masih asri, Gunung Pulosari adalah pilihan yang tepat. 


#GunungPulosari #WisataBanten #SejarahBanten #LegendaNusantara #CeritaRakyatSunda #PendakianPulosari #RajaBabi #CurugPutri #KawahRatu #SpiritualJourney #AkiTirem #BlogSunda #SaungAaIyuy

Posting Komentar untuk "Gunung Pulosari"