Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pakaian Adat Banten

Pakaian Adat Banten: Warisan Budaya yang Keren & Penuh Makna | Saung AA Iyuy Pengantin adat Banten modern dengan siger Sunda dan pakaian bernuansa putih emas

Warisan Budaya yang Keren & Penuh Makna dari tanah jawara

oleh Saung AA Iyuy — tradisi & budaya Banten

1. Kenapa Busana Tradisional Banten Begitu Spesial?

Halo pembaca setia Saung AA Iyuy! Yuk kita ngobrol santai tapi mendalam tentang salah satu kekayaan budaya Nusantara, khususnya dari provinsi kita tercinta: Provinsi Banten. Pakaian adat di Banten bukan cuma soal “pakaiannya cakep”, tapi juga menyimpan cerita, identitas, filosofi, dan kearifan lokal yang patut kita lestarikan.

Walaupun Banten tergolong “repaman” atau “anak” dari Jawa Barat (karena dulu memang bagian dari Jabar), budaya busana tradisionalnya punya karakteristik unik sendiri. 2 Apalagi dengan kehadiran komunitas asli seperti Suku Baduy yang memiliki gaya pakaian yang benar-benar berbeda. 4

Oke, cukup pemanasan—mari kita masuk ke jenis-jenis utama pakaian adat Banten, dan bukan cuma lihat gambarnya, tapi juga pahami makna di baliknya.

2. Jenis-Jenis Utama Busana Adat Banten

2.1 Pakaian Adat Pengantin

Pernikahan bukan hanya acara pribadi; di Banten, ini adalah momen budaya — memakai busana adat yang lengkap dengan simbol-khas. Dari pria sampai wanita, dari warna sampai motif, semua punya arti.

Pakaian pengantin adat Banten pria dan wanita dengan busana hitam emas dan kebaya krem

Untuk pengantin pria: atasan seperti baju koko atau jas berwarna gelap, kain samping atau batik di bagian bawah, penutup kepala seperti ikat/kopiah, selop, bahkan aksesori senjata tajam seperti golok atau keris sebagai simbol kehormatan. 5

Busana pengantin adat Banten versi modern dengan kebaya putih dan jas hitam tradisional

Untuk pengantin wanita: kebaya yang diselempangkan selendang, kain batik atau kain samping, serta hiasan kepala–kembang goyang emas dan bunga melati di sanggul. Warna kebaya bisa cerah untuk menunjukkan kebahagiaan dan kemakmuran. 6

Pasangan pengantin adat Banten tradisional mengenakan pakaian motif daun hanjuang

Motif khas seperti “telapak kerbau”, “garuda yaksa”, “daun hanjuang” turut menghiasi kain dan aksesorinya sebagai identitas Banten. 7

Busana pengantin adat Banten lengkap dengan kebaya krem, batik telapak kebo, dan kembang goyang

2.2 Pakaian Adat Pangsi

Kalau kamu pernah lihat pria Banten memakai setelan hitam longgar dengan celana komprang di acara adat atau silat, itu kemungkinan besar adalah busana “Pangsi”. Pakaian ini punya akar budaya Sunda tapi diadaptasi dan hidup di Banten dengan ciri-khasnya. 8

Pakaian pangsi khas Banten warna hitam lengkap dengan ikat kepala dan selendang

Ditinjau dari makna, Pangsi merupakan singkatan dari bahasa Sunda “Pangeusi Numpang ka Sisi” (pemakai numpang di sisi) yang artinya pakaian yang menutup tubuh, bersahaja. 9

Warna umum: hitam atau gelap, sebagai simbol ketegasan, keberanian, atau status sosial pria pada masyarakat tradisional. 10

2.3 Pakaian Adat Suku Baduy (Dalam & Luar)

Ini bagian yang sangat khas dan punya keunikan tersendiri: Suku Baduy yang tinggal di Lebak wilayah Banten memiliki pakaian adat yang sangat memperlihatkan filosofi hidup mereka. 11

Pakaian adat Baduy Dalam berwarna putih polos dengan ikat kepala dan kain tenun sederhana

– **Baduy Dalam**: Busana putih polos tanpa kerah atau kancing, disebut “Jamang Sangsang”, dibuat dari tenun kapas tangan. Warna putih melambangkan kesucian dan belum terkontaminasi budaya luar. 12

Pakaian adat Baduy Luar berwarna hitam dengan ikat kepala batik dan kain tradisional

– **Baduy Luar**: Warna hitam atau biru tua dominan. Pakaian lebih “terbuka” terhadap pengaruh luar (mesin jahit, aksesori). Karena warna hitam diidentikkan dengan “baju kampret” oleh sebagian masyarakat. 13

3. Komponen Busana & Ciri Khas yang Harus Kamu Tahu

Supaya makin paham dan kalau kamu mau bikin konten atau presentasi, berikut komponen umum dan ciri khas tiap pakaian adat Banten:

  • Penutup kepala / totopong / ikat kepala: Paling khas untuk pria Banten, baik pengantin atau pangsi. Motifnya bisa motif “telapak kerbau” atau “garuda yaksa”.
  • Atasan: Untuk pria bisa baju koko atau jas (untuk pengantin) / baju pangsi (untuk sehari-hari). Untuk wanita: kebaya dengan selendang.
  • Bawahan: Kain samping/batik untuk pengantin wanita & pria; celana komprang untuk pangsi; sarung lilit untuk Baduy.
  • Motif & warna: Hitam, putih, emas adalah warna dominan. Motif khas daerah seperti “tapak kebo” (kerja keras), “daun hanjuang” (kekuatan) muncul. 14
  • Aksesori: Selendang (wanita pengantin), kembang goyang, bunga melati, senjata tradisional (pria pengantin). Untuk Baduy: sangat minimal aksesori sebagai cerminan kesederhanaan. 15

Contohnya: pengantin pria Banten memakai kain samping bermotif khas dan penutup kepala, sedangkan pengantin wanita memakai kebaya dengan selendang dan kembang goyang. Semua itu bukan sekadar hiasan—melainkan simbol status, adat, dan nilai lokal. 16

!-- 📸 8. Pakaian Pangsi Khas Banten --> Pakaian pangsi khas Banten warna hitam lengkap dengan ikat kepala dan selendang Busana adat laki-laki Banten tradisional pangsi hitam dengan sabuk kain tenun Wanita Banten mengenakan kebaya tradisional krem dengan kain batik khas daerah

4. Warna, Motif & Filosofi di Balik Busana

Mungkin kamu bertanya: “Kenapa hitam? Kenapa putih polos? Kenapa motif ini?” Yuk kita ulik filosofinya.

Warna hitam: Sering muncul di busana pria Banten, terutama pangsi atau Baduy Luar. Melambangkan keteguhan, keberanian, dan identitas kaum jawara di tanah Banten. 17

Warna putih: Terutama di Baduy Dalam—melambangkan kesucian, kebersihan, dan jarang/cenderung belum terpengaruh budaya luar. 18

Warna emas/kuning cerah: Pada busana pengantin wanita atau pengantin secara umum—simbol kebahagiaan, kemakmuran, dan keberhasilan memulai lembaran hidup baru. 19

Motif khusus: Misalnya motif “tapak kebo” berarti kerja keras; “daun hanjuang” atau “garuda yaksa” melambangkan kekuatan dan keagungan. 20

Jadi ketika kamu melihat seseorang memakai busana adat Banten dengan motif dan warna itu—selain “wah cakep” juga artinya “wah ada cerita di baliknya”.

5. Sejarah & Konteks Budaya

Busana adat Banten tak muncul tiba-tiba. Ia tumbuh di tengah sejarah yang panjang—mulai dari kekuasaan Kesultanan Banten di abad ke-16, perdagangan, dakwah Islam, hingga pengaruh budaya Sunda dan pendatang dari laut. 22

Saat Banten masih menyatu dengan Jawa Barat, banyak budaya Sunda yang masuk—termasuk dalam bentuk busana. Namun seiring waktu, masyarakat Banten mengembangkan desain, motif dan filosofi sendiri. 23

Contoh nyata: Suku Baduy yang tinggal di daerah Kanekes, Lebak — memilih hidup sederhana dan energetik terhadap budaya luar. Mereka mempertahankan gaya pakaian yang sangat minimal, sebagai bagian dari identitas mereka. 24

6. Fungsi Sosial, Pemakaian & Regulasi

Pakaian adat Banten bukan hanya untuk acara foto atau turis—melainkan punya fungsi sosial yang nyata:

  • Memakai pakaian adat saat upacara pernikahan, khitanan, adat suku, atau acara kenegaraan. 25
  • Menunjukkan status budaya atau suku—misalnya Baduy Dalam vs Baduy Luar. 26
  • Menjadi bagian identitas daerah saat acara resmi pemerintah daerah Provinsi Banten. 27

Regulasi atau aturan adat juga kadang mengatur bagaimana pakaian itu harus dipakai—bahan, motif, warna, kapan dipakai. Untuk Banten, komunitas adat dan pemerintah daerah bekerjasama menjaga agar busana tradisional tetap hidup. 28

7. Adaptasi & Tren Modern

Meski tradisional, pakaian adat Banten tak kaku. Di zaman sekarang, banyak desainer lokal yang mengambil inspirasi motif “telapak kerbau”, “daun hanjuang”, atau warna tradisional seperti hitam-emas dan mengolahnya ke busana modern. Ini membantu pelestarian budaya sekaligus membuka peluang ekonomi kreatif bagi masyarakat Banten.

Sebab itu, bagus untuk kita melestarikan budaya Banten

9. FAQ – Pertanyaan yang Sering Muncul

Q1: Apakah semua jenis pakaian adat Banten hanya untuk acara adat saja?

A: Tidak selalu. Ada jenis seperti Pangsi yang dulu dipakai keseharian dan saat latihan silat. 29

Q2: Apa bedanya pakaian Baduy Dalam dan Baduy Luar?

A: Baduy Dalam memakai pakaian putih polos (jamang sangsang) tanpa kancing atau saku, sedangkan Baduy Luar menggunakan pakaian hitam atau biru tua, dengan jahitan mesin, dan beberapa saku/kancing. 30

Q3: Apakah motif “tapak kebo” hanya untuk Banten?

A: Motif tapak kebo memang sangat kuat di Banten dan menjadi bagian identitas kain dan batik Banten. Namun motif serupa bisa muncul di tempat lain dengan nama atau makna berbeda. 31

Q4: Bagaimana agar busana adat Banten tetap lestari di era modern?

A: Dengan menggabungkan tradisi dan inovasi—misalnya mengangkat motif tradisional ke busana sehari-hari, melakukan fashion show, edukasi budaya di sekolah serta membagikan artikel seperti ini membantu melestarikan tradisi dan budaya serta pengetahuan. 32

10. Kesimpulan

Dari mulai busana pengantin yang glamor, Pangsi yang sederhana tapi penuh makna, hingga pakaian suku Baduy yang sangat khas—semua adalah bagian dari kekayaan budaya Banten yang harus kita banggakan dan lestarikan. Pakaian adat ini bukan hanya “pakaian lama”, tetapi simbol identitas, filosofi, dan jembatan antara masa lalu dan masa depan.

Untuk Anda pembaca di Saung AA Iyuy, semoga tulisan ini memberi inspirasi: bukan hanya untuk tahu, tetapi untuk memperhatikan dan menghargai warisan Banten

Terus lestarikan tradisi dan budaya Banten 😉

© 2025 Saung AA Iyuy. Semua hak cipta dilindungi.

Posting Komentar untuk "Pakaian Adat Banten"