Kenapa Pandeglang Selalu Tertinggal 🤔❓
Kenapa Pandeglang Selalu Disebut Kabupaten Tertinggal? Analisis Santai Ala Saung AA Iyuy
Halo dulur-dulur Saung AA Iyuy! Kalau kamu sampai ke artikel ini, berarti kamu termasuk salah satu orang yang penasaran, geregetan, atau mungkin punya perasaan cinta sekaligus kesel sama Kabupaten Pandeglang. Dan tenang, kamu tidak sendirian. Bahkan Google pun kalau kita tanya soal “kenapa Pandeglang sering dianggap tertinggal?” suka kayak bingung jawabnya.
Sebelum kita lanjut, izinkan saya bilang dulu: tulisan ini bukan untuk menjatuhkan siapa pun. Tidak menyerang individu, tidak menuduh kelompok, tidak ada unsur politik, SARA, atau delik apapun. Artikel ini hanya suara jujur dari warga asli yang lahir, tinggal, besar, jatuh, bangun, dan jongkok di Pandeglang.
Saya nulis ini sebagai warga yang sering ngerasain internet yang suka ngambek, jalan yang kadang bikin kita olahraga jantung, dan lampu jalan yang suka memberikan “surprise” berupa gelap total.
Jadi santai aja. Kita ngobrol dari hati ke hati, gaya santai, tapi tetap tajam dan edukatif. Yuk mulai.
Kenapa Pandeglang Dianggap Tertinggal?
Pertanyaan ini sering banget muncul. Bukan cuma dari warga lokal, tapi juga dari warga luar daerah yang bertamu ke sini. Biasanya mereka nanya dengan ekspresi polos tapi nyenggol:
“Ini kotanya? Kok kecil banget? Kok pusatnya cuma segini?”
Dan biasanya kita jawab dengan elegannya khas warga Pandeglang:
“Hehe… ini mah pemanasan.”
Pemanasan dari tahun berapa? Ya entahlah. Yang jelas ini pemanasan model maraton, bukan lima menit.
Di satu sisi, sebagai warga asli, ada rasa bangga karena Pandeglang super kaya potensi. Di sisi lain, ada rasa geregetan, karena potensi itu seperti brankas yang kekunci dan yang nyimpen lupa naruh kuncinya di mana.
Faktor-Faktor Kenapa Pandeglang Terlihat Tertinggal
Banyak orang di luar sana salah paham. Mereka pikir masyarakat Pandeglang malas, tidak mampu, atau identik dengan “desa banget”. Padahal itu semua keliru.
Pandeglang punya potensi luar biasa. Cuma sayangnya, banyak faktor yang bikin laju pembangunan terasa lambat. Berikut beberapa faktor yang sering diamati warga sehari-hari:
1. Infrastruktur yang Lambat “Merangkak”
Ini faktor yang paling gampang dilihat. Banyak jalan strategis di Pandeglang yang kondisinya belum maksimal. Ada yang berlubang kayak wajah kena jerawat parah, ada yang aspalnya setipis kulit lumpia, bahkan ada lubang yang muncul random seperti jebakan ninja.
Belum lagi:
- Lampu jalan nihil
- Marka jalan hilang
- Jembatan sempit
Transportasi publik? Terkadang ada, terkadang tidak, terkadang supirnya hilang misterius.
Dan yang paling terasa: semakin lambat akses, semakin lambat ekonomi bergerak. Investor pun berpikir dua kali sebelum datang.
2. Ekonomi Masih Berbasis Desa
Pandeglang adalah daerah pedesaan. Ini bukan hal buruk, justru ini modal kuat. Tanahnya subur, petaninya jago, hasil panen banyak.
Masalahnya ada di:
- Distribusi lambat
- Pasar kurang modern
- Teknologi jarang masuk
- Informasi harga tidak merata
Sederhananya, daerah lain sudah pakai mesin jet, kita masih pakai kipas angin bunyi “rek rek rek”.
3. Proyek yang Tidak Berkesinambungan
Ini klasik banget. Proyek A dimulai, tiba-tiba proyek B muncul, lalu belum selesai munculah proyek C. Akhirnya semuanya berjalan pelan dan tidak rampung-rampung.
Ibarat mengeringkan kasur basah saat mendung, ya selamanya lembab.
4. Budaya Sabar Tingkat Dewa
Ini juga jadi faktor unik Pandeglang. Warganya super sabar, super nrimo, super damai.
Contoh:
- Sinyal hilang → “Sabar, mungkin towernya capek.”
- Jalan rusak → “Sabar, kan belum kiamat.”
- Air mati → “Sabar, mungkin pipanya introvert.”
Padahal masalah kalau dibiarkan terlalu lama nggak bakalan selesai, malah tambah berkembang biak.
5. Potensi Besar Namun Tidak Tersambung
Pandeglang punya semuanya:
- Wisata dunia (Ujung Kulon)
- Gunung Pulosari
- Pantai Tanjung Lesung dan Carita
- Air terjun banyak
- UMKM kuat
- Masyarakat kreatif
Tapi masalahnya: potensi ini berjalan sendiri-sendiri.
Wisata tidak nyambung ke UMKM. UMKM tidak nyambung ke digitalisasi. Digital tidak nyambung ke akses internet.
Akhirnya turis datang bingung mau ngapain setelah selesai lihat satu destinasi.
6. Digitalisasi Masuknya Lambat
Di era digital, informasi adalah emas. Sayangnya internet di Pandeglang suka punya perasaan: kadang ada, kadang hilang, kadang ngambek.
Bahkan kadang lebih cepat memanggil jin daripada memanggil Google. Alhasil, masyarakat kalah cepat menangkap peluang.
7. Tantangan Geografis
Pandeglang itu wilayahnya luas, pegunungan banyak, hutan luas, sungai banyak, dan jarak antar daerah jauh-jauh. Secara alam bagus, tapi secara pembangunan menantang karena biayanya besar dan jarak distribusinya panjang.
Indikator Statistik yang Sering Jadi Sorotan
IPM Pandeglang sering menempati posisi paling bawah di Provinsi Banten. Tingkat kemiskinan juga sering tinggi. Infrastruktur belum merata.
Ini bukan untuk menyalahkan siapa pun, tapi sebagai refleksi jujur bahwa memang masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.
Pandeglang Itu Bukan Tertinggal… Pandeglang Itu Raksasa yang Belum Bangun
Potensi Pandeglang itu luar biasa besar. Mulai dari wisata, pertanian, budaya, sejarah, sampai SDM-nya. Banyak anak muda dan warga lokal yang punya skill:
- Editing
- Bikin konten
- Bisnis
- Coding
- Kuliner
- Kerajinan
Sayangnya wadahnya minim.
UMKM jago-jago, tapi pasar digital lemah. Promosi kurang, pelatihan jarang.
Jika semua potensi disambungkan dalam satu ekosistem, Pandeglang bisa jadi pemain kuat di Provinsi Banten.
Solusi Sederhana yang Bisa Dipertimbangkan
Kalau mau maju, mungkin beberapa langkah berikut bisa dilakukan secara bersama-sama:
- Membangun ekosistem berkelanjutan, bukan proyek musiman.
- Meningkatkan pelibatan masyarakat sebagai aktor, bukan penonton.
- Memeratakan digitalisasi dan perbaikan jaringan internet.
- Menata wisata & UMKM secara profesional.
- Fokus pada program jangka panjang.
- Memberikan ruang bagi masyarakat lokal untuk berkembang.
Pandeglang sebenarnya hanya “baru bangun tidur”, tapi alarmnya masih bisik-bisik. Kalau seluruh masyarakat bersatu, sadar, bangkit, dan bergerak konsisten, Pandeglang bisa jadi daerah paling bersinar di Banten.
video tentang kenapa Pandeglang selalu jadi kabupaten tertinggal
Penutup
Itulah pembahasan lengkap kenapa Pandeglang sering dianggap tertinggal. Bukan karena tidak mampu, tapi karena banyak hal yang belum tersambung dan belum dikerjakan bersama.
Terimakasih sudah membaca sampai selesai. Semoga artikel ini membuka mata, jadi bahan diskusi, dan tentunya bermanfaat.
Wassalamualaikum wr. wb.
#Pandeglang #Banten #SaungAAIyuy #PembangunanPandeglang #AnalisisPandeglang #PandeglangTertinggal #UMKMPandeglang
Posting Komentar untuk "Kenapa Pandeglang Selalu Tertinggal 🤔❓"