Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pohaci Larasati

Putri Aki Tirem yang Menjadi Legenda Sunda



Di balik lebatnya hutan dan derasnya sungai di tanah Sunda, ada sebuah kisah lama tentang seorang putri — cantik, suci, dan membawa berkah bagi rakyatnya. Ia adalah Pohaci Larasati, anak dari sesepuh agung, Aki Tirem, raja pertama Kerajaan Salakanagara yang merupakan kerajaan tertua di Nusantara dan kerajaan pertama di Indonesia.

Cerita tentang Pohaci Larasati bukan sekadar dongeng pengantar tidur. Ia adalah bagian dari jati diri budaya Sunda, warisan yang mengajarkan makna tentang kehidupan, cinta, dan pengabdian.


Awal Kehidupan Pohaci Larasati

Pohaci Larasati lahir dalam kemegahan Kerajaan Salakanagara, di bawah pemerintahan ayahandanya, Aki Tirem. Sebagai putri mahkota, Pohaci Larasati dididik dalam lingkungan yang penuh kebijaksanaan dan nilai luhur.

Sejak kecil, Larasati dikenal memiliki:

  • Paras yang luar biasa cantik,
  • Akhlak yang lembut,
  • Pengetahuan tentang pertanian, pengobatan tradisional, dan adat istiadat.

Rakyat memujanya bukan hanya karena kecantikannya, melainkan juga karena kebaikan hatinya yang tulus.


Pertemuan dengan Dewawarman

Ketika Kerajaan Salakanagara berada dalam masa keemasannya, datanglah seorang tamu dari negeri jauh: Dewawarman, bangsawan dari India. Ia seorang pelaut dan pedagang, yang terpesona oleh kekayaan alam dan keramahan rakyat Salakanagara.

Takdir mempertemukan Dewawarman dengan Pohaci Larasati. Dalam satu upacara adat kerajaan, keduanya saling bertatap mata — dan seketika itu pula, benih cinta tumbuh.

Dewawarman, yang terpukau oleh kecantikan dan keanggunan Larasati, meminang sang putri.

Dengan restu Aki Tirem, pernikahan besar pun digelar, disaksikan seluruh rakyat dan tamu-tamu dari berbagai negeri.

Pernikahan ini bukan hanya penyatuan dua insan, tapi juga simbol aliansi budaya — memperkuat kedudukan Salakanagara sebagai pusat peradaban Nusantara kala itu.


Simbol Kesuburan dan Kehidupan

Setelah menikah, Pohaci Larasati tak hanya menjadi istri Dewawarman, tapi juga permaisuri rakyat.

Ia memperkenalkan banyak inovasi, seperti:

  • Teknik pertanian yang lebih maju,
  • Pengelolaan hasil bumi,
  • Sistem irigasi sederhana,
  • Tata cara perayaan panen sebagai bentuk syukur kepada alam.

Di masa pemerintahannya bersama Dewawarman, Salakanagara menjadi negeri makmur, rakyatnya sejahtera.

Karena peran besarnya dalam memajukan pertanian dan budaya agraris, rakyat mulai memuliakan Larasati layaknya dewi kesuburan.

Dalam hati masyarakat Sunda, Pohaci Larasati bertransformasi menjadi sosok suci — mirip Pohaci Sanghyang Sri, dewi padi dalam kepercayaan Nusantara.


Akhir Hidup dan Legenda Abadi

Dalam usianya yang masih muda, Pohaci Larasati dikisahkan wafat secara tragis.

Beberapa cerita lisan mengatakan:

  • Ia wafat karena sakit mendadak,
  • Ada juga yang menyebutkan ia meninggal karena konspirasi politik kerajaan lain yang iri.
  • Apapun penyebabnya, kematian Larasati menjadi duka mendalam bagi rakyat.
  • Sebagai bentuk penghormatan, rakyat menanam padi di tempat peristirahatannya, mempersembahkan hasil panen pertama setiap musim panen untuk mengenangnya.

Legenda berkembang bahwa dari jasad Pohaci Larasati, lahirlah tanaman-tanaman penting:

  • Padi dari hatinya,
  • Kelapa dari rambutnya,
  • Jagung dari lengannya,
  • Dan berbagai tanaman pangan lainnya.

Ia menjadi bagian dari tanah Sunda — menjadi simbol kehidupan itu sendiri.


Hubungan Pohaci Larasati dengan Pohaci Sanghyang Sri

Banyak yang bertanya: apakah Pohaci Larasati dan Pohaci Sanghyang Sri adalah sosok yang sama?

Jawabannya: mereka berasal dari akar cerita yang berbeda, tetapi saling terhubung.

Pohaci Larasati → Putri Aki Tirem, tokoh historis yang dikenang rakyat Sunda.

Pohaci Sanghyang Sri → Dewi pertanian, bagian dari kepercayaan spiritual Nusantara.


Seiring berjalannya waktu, rakyat Sunda memuliakan Pohaci Larasati sedemikian rupa sehingga sosoknya bersatu dengan kepercayaan kepada Dewi Sri.

Hasilnya, Pohaci Larasati dikenang bukan hanya sebagai manusia, tetapi juga sebagai titisan kesucian dan kemakmuran.


Makna Pohaci Larasati di Zaman Modern

Apa pelajaran yang bisa kita petik dari kisah Pohaci Larasati?

1. Pengabdian Tanpa Batas:

Ia mengabdikan diri untuk rakyat dan alam, bukan untuk kejayaan pribadi.


2. Cinta yang Membawa Perubahan:

Cintanya kepada rakyat dan alam membawa kemakmuran yang berkelanjutan.


3. Harmoni Antarbudaya:

Pernikahannya dengan Dewawarman menunjukkan bahwa keterbukaan terhadap budaya lain memperkaya peradaban.


Dalam zaman modern yang penuh tantangan ini, semangat Pohaci Larasati bisa menjadi teladan: membangun tanpa merusak, mencintai tanpa syarat, dan menjaga bumi sebagai warisan berharga.


Warisan Abadi Pohaci Larasati

Dalam setiap bulir padi yang kita tanam, dalam setiap ladang hijau yang kita lihat, ada jejak cinta dan pengabdian dari Pohaci Larasati.

Ia mungkin sudah lama tiada, namun kisahnya tetap hidup — membisikkan pada kita, generasi baru, untuk terus menjaga alam, merawat kebijaksanaan leluhur, dan mencintai bumi tempat kita berpijak.

Pohaci Larasati bukan hanya cerita masa lalu.

Ia adalah cahaya abadi di hati masyarakat Sunda, menerangi jalan menuju kehidupan yang seimbang dan penuh berkah.


#SaungAAIyuyNet #IyuyCerita #IyuyStory #PohaciLarasati #AkiTirem #Salakanagara #LegendaSunda #CeritaRakyat #BudayaSunda #SejarahNusantara

Posting Komentar untuk "Pohaci Larasati"