Serang - Banten
Dari Sawah hingga Kota Bersejarah dan menjadi pusat pemerintahan Provinsi Banten
Selamat datang di Saunga AA Iyuy! Kali ini saya ajak kamu menyusuri jejak **Serang** — kota yang punya kisah panjang, legenda menarik, dan situs bersejarah yang kadang tersembunyi di balik bayang. Siapkan secangkir kopi atau teh, kita tenggelam sejenak ke masa lampau.
1. Latar Sejarah Singkat Serang
Serang sejak abad ke-16 telah menjadi pusat pemerintahan, budaya, dan perdagangan dalam wilayah Kesultanan Banten. Letaknya strategis, menjadikannya penghubung lintas jalur pelayaran dan darat antara Jawa dengan daerah luar. (sumber: PPID Kota Serang / Bappeda Serang)
Baru pada 10 Agustus 2007 Serang resmi menjadi kota administratif (pemekaran dari Kabupaten Serang) berdasarkan Undang-Undang No. 32 Tahun 2007. Pelantikan penjabat walikota dan struktur organisasi (SOTK) kota dilakukan kemudian. (sumber: Sejarah Kota Serang, PPID / Pemerintah Kota Serang)
Pada masa kolonial Belanda, Serang mulai tumbuh sebagai pusat administrasi kolonial. Pusat pemerintahan Kabupaten Banten pernah dipindahkan dari Kaibon ke Serang pada tahun 1828, dan pembangunan bangunan bergaya Eropa di kawasan pemukiman pribumi menjadi tanda awal “wajah kolonial” kota ini. (sumber: Kebudayaan Kemdikbud – Sejarah Bangunan Kolonial di Serang)
Salah satu catatan menarik: sejak dekade 1910, Serang menjadi salah satu kota di Hindia Belanda yang memiliki OSVIA (Opleidingen School voor Inlandsche Ambtenaren). Gedung sekolahnya kini telah menjadi Gedung Polres Serang.
2. Asal-usul Nama “Serang”
Ada banyak versi menarik soal asal nama “Serang”. Di antaranya:
- Kata “serang” berasal dari bahasa Sunda yang berarti *sawah*. Dahulu Serang adalah wilayah persawahan yang dikembangkan oleh Sultan Maulana Yusuf lewat pembukaan lahan baru dan sistem irigasi.
- Versi populer lisan menyebut bahwa “Serang” muncul dari teriakan atau ucapan Sunan Gunung Jati atau para ulama yang melewati persawahan, seperti “Serang!”—menandai daerah sawah di sekitarnya.
- Versi lain menyebut “se-erang” dalam bahasa lokal Banten/Jawa berarti *kumpulan / berkelompok*, merujuk pada kelompok pemukiman rumah di tempat lama.
Sebagai tambahan menarik: Sultan Maulana Yusuf juga membangun danau buatan bernama Tasik Ardi. Airnya mengalir ke lahan-lahan persawahan di sekitar Serang lewat saluran irigasi dari Sungai Cibanten.
3. Situs Bersejarah & Peninggalan di Serang
Beberapa situs berikut yang ada di serang banten
Masjid Kasunyatan
Masjid ini dibangun sekitar masa Sultan Maulana Yusuf (antara 1552–1570 M), dan sering disebut sebagai masjid tertua kedua di Banten.
Kompleksnya mencakup halaman makam para ulama, kolam keramat (kolam qulahan), dan pedang kembar sebagai simbol dakwah masa lalu.
Arsitekturnya unik: perpaduan unsur lokal, gaya Hindu-Jawa, dan elemen Portugis/Hinduisme tampak di gapura, menara, dan dekorasi bangunannya.
Sampai saat ini, Masjid Kasunyatan masih menjadi pusat wisata religi dan ziarah karena nilai spiritual dan sejarahnya.
Masjid Agung Banten (Great Mosque of Banten)
Meskipun berlokasi sedikit di luar pusat kota Serang, masjid ini menjadi bagian tak terpisahkan dari kisah Serang. Masjid Agung Banten dibangun pada tahun 1566 oleh Sultan Maulana Yusuf.
Arsitekturnya memadukan gaya lokal Jawa dan pengaruh luar, dan pernah menjadi pusat kegiatan keagamaan di wilayah Kesultanan Banten.
Masjid Ats-Tsauroh Serang
Masjid ini adalah masjid utama kota Serang, berdiri sejak 1870. Awalnya dikenal sebagai Masjid Pegantungan, lalu direnovasi berkali-kali (1930, 1956, 1974, 1993).
Arsitekturnya bercorak Islam Jawa dengan atap bertingkat (tumpang) dan later ditambah menara guna memperkuat visual agama di kota.
Kota Tua & Bangunan Kolonial Lama
Pusat kota Serang menyimpan banyak jejak bangunan kolonial—rumah pejabat Belanda, gedung sekolah lama, kantor pos, dan kantor pemerintahan lama di kawasan kampung Serang, Kaloran, Kaujon.
Pada tahun 1828, pusat pemerintahan Kabupaten Banten dipindahkan ke Serang, memicu pembangunan infrastruktur kolonial di perkotaan.
4. Legenda & Cerita Rakyat Seputar Serang
Legenda dan kisah rakyat adalah “jiwa” daerah — berikut beberapa yang populer (versi lokal) di sekitar Serang:
Legenda Gunung Pinang
Gunung Pinang terletak di jalur Serang–Cilegon (Kawasan Kramat Watu). Versi rakyat menyebutkan terdapat keluarga nelayan (ibu dan anak bernama Dampu Awang) yang tinggal di pesisir. Mereka bermimpi memiliki kapal besar untuk berdagang, tetapi kapal itu kemudian karam dan berubah menjadi gunung — yang kini disebut Gunung Pinang.
Kisah ini sering dilekatkan pesan moral tentang ujian kehidupan, keikhlasan, dan bagaimana alam merespons manusia.
Batu Kuwung & Kisah Tersembunyi
Legenda Batu Kuwung, yang populer di kabupaten Banten dan kadang dikaitkan ke daerah sekitar Serang, bercerita tentang raja yang membangun istana besar dari batu (Kuwung) dan kemudian ditimpa malapetaka karena kesombongan. Kisah ini mengandung kritik sosial dan refleksi manusia terhadap nafsu dunia.
Legenda Lokal Versi “Sira Urang”
Dalam tradisi lisan, ada versi yang menyebut bahwa nama “Serang” berasal dari frasa *“sira urang”* (kita semua) — melambangkan persatuan antar kampung di masa lampau. Versi ini sering diceritakan turun-temurun, meski tidak tercatat dalam arsip sejarah resmi.
5. Tokoh Penting dalam Sejarah Serang
- Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah) — tokoh besar penyebaran Islam di Jawa Barat, memiliki pengaruh kuat di Banten sejak awal.
- Maulana Hasanuddin — putra Sunan Gunung Jati, memimpin penaklukan Banten Girang, dan kemudian mendirikan Kesultanan Banten.
- Maulana Yusuf — Sultan kedua Banten (1570 sekitarnya), yang banyak dikaitkan dengan pengembangan persawahan di Serang dan pembangunan Masjid Kasunyatan.
- Sultan Ageng Tirtayasa — pemimpin puncak kejayaan Banten yang kemudian berkonflik dengan Belanda; era ini menjadi masa transisi besar.
- Ulama lokal & guru di Kasunyatan — seperti Kyai Dukuh / Pangeran Kasunyatan, Syekh Abdul Syukur Sepuh, dan pengelola pendidikan Islam di masa Kesultanan.
6. Penutup
Demikian perjalanan kita menyelami Serang — dari sawah yang dulu terbentang luas, nama yang menyimpan makna, masjid-masjid kuno penuh cerita, hingga legenda yang menyejukkan hati. Serang tidak hanya kota administratif, melainkan kota dengan jiwa dan kisah yang patut dijaga.
Sekarang giliran kamu: versi nama mana yang paling kamu suka — “sawah”, “se-erang”, atau “sira urang”? Atau kamu punya cerita lokal Serang sendiri? Tulis di kolom komentar, ya! Semoga artikel ini membawa pembaca jadi makin cinta kota kelahiran kita dan makin rajin menjelajah jejak sejarah di sekeliling. 😊
Pertanyaan yang Sering Diajukan (FAQ) Tentang Serang, Banten
1. Apa asal-usul nama Kota Serang?
Ada beberapa versi tentang asal-usul nama “Serang”. Versi resmi menyebut kata ini berasal dari bahasa Sunda yang berarti sawah, karena wilayah Serang dulu adalah daerah persawahan luas yang dikembangkan oleh Sultan Maulana Yusuf pada masa Kesultanan Banten. Versi rakyat menyebut “Serang” berasal dari ucapan sira urang (kita semua) sebagai simbol persatuan masyarakat setempat.
2. Apa saja situs bersejarah di Serang yang terkenal?
Serang memiliki banyak situs bersejarah, di antaranya Masjid Kasunyatan, Masjid Agung Banten, Masjid Ats-Tsauroh, dan sisa bangunan kolonial di kawasan kota tua Serang. Selain itu, situs arkeologi Banten Girang di dekat Serang juga menjadi bukti awal peradaban sebelum berdirinya Kesultanan Banten.
3. Siapa tokoh penting dalam sejarah Serang?
Tokoh-tokoh penting dalam sejarah Serang antara lain Sunan Gunung Jati (penyebar Islam di Banten), Maulana Hasanuddin (Sultan pertama Banten), Maulana Yusuf (Sultan kedua dan pengembang wilayah Serang), serta Sultan Ageng Tirtayasa (pemimpin masa kejayaan Kesultanan Banten).
4. Apa legenda atau cerita rakyat terkenal dari Serang?
Beberapa legenda populer dari wilayah Serang antara lain Legenda Gunung Pinang — kisah tentang kapal yang berubah menjadi gunung, dan Legenda Batu Kuwung — cerita tentang kesombongan seorang raja yang berakhir malapetaka. Ada juga versi lisan tentang “Sira Urang” yang dikaitkan dengan asal-usul nama Serang.
5. Apa masjid tertua di Serang?
Masjid tertua di Serang adalah Masjid Kasunyatan, dibangun sekitar abad ke-16 pada masa Sultan Maulana Yusuf. Masjid ini masih berdiri kokoh hingga sekarang dan menjadi salah satu pusat wisata religi serta ziarah di Banten.
6. Apa keistimewaan Serang dibanding kota lain di Banten?
Serang istimewa karena menjadi pusat sejarah, budaya, dan pemerintahan Banten sejak masa kesultanan hingga kini. Kota ini memadukan nilai spiritual (melalui situs ziarah dan masjid kuno), warisan sejarah kolonial, dan budaya lokal yang masih hidup, menjadikannya destinasi yang kaya akan cerita dan nilai budaya.
7. Apa saja tradisi khas masyarakat Serang?
Beberapa tradisi khas di wilayah Serang antara lain upacara Panjang Mulud (peringatan Maulid Nabi), Ngarak Dulang (tradisi membawa makanan dalam nampan besar saat acara keagamaan), serta ziarah ke makam para ulama di Kasunyatan dan Tanara. Tradisi-tradisi ini memperlihatkan perpaduan nilai Islam dan budaya lokal Banten.
8. Di mana lokasi wisata sejarah terbaik di Serang?
Lokasi wisata sejarah yang paling direkomendasikan antara lain:
- Masjid Kasunyatan – pusat religi kuno dengan nilai sejarah tinggi.
- Banten Lama – kompleks situs kerajaan dan masjid agung.
- Gunung Pinang – wisata alam sekaligus legenda rakyat.
- Kota Tua Serang – deretan bangunan kolonial peninggalan Belanda.
#Serang #Banten #SejarahSerang #BudayaBanten #TradisiNusantara #KotaSerang #SejarahIndonesia #LegendaBanten #CeritaRakyatBanten #WisataSejarah #BudayaIndonesia #Nusantara #SaungaAAIyuy
Posting Komentar untuk "Serang - Banten "