Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Situs Pahoman

Situs Pahoman dan Legenda Pucuk Umun Gunung Karang Pandeglang

Situs Pahoman dan Legenda Pucuk Umun Gunung Karang Pandeglang

Halo sobat Saung AA Iyuy! Kali ini kita bakal jalan-jalan ke sebuah tempat yang penuh cerita, sejarah, dan mitos, yaitu Situs Pahoman di lereng Gunung Karang, Pandeglang, Banten. Kalau kamu suka wisata sejarah, religi, sekaligus menikmati alam pegunungan, situs ini cocok banget buat masuk daftar perjalananmu.

Selain menhir kuno yang jadi peninggalan budaya megalitik, di kawasan ini juga ada Sumur Keramat Nyimas Rincik Manik, legenda Sumur Tujuh, dan cerita rakyat tentang Prabu Pucuk Umun yang bertarung dengan Sultan Maulana Hasanuddin. Yuk, kita kupas lengkap!

Gunung Karang: Gunung Keramat di Pandeglang

Gunung Karang berdiri gagah dengan ketinggian sekitar 1.778 meter di atas permukaan laut. Buat warga Banten, gunung ini bukan sekadar pemandangan indah, tapi juga gunung keramat yang menyimpan banyak situs bersejarah dan tempat ziarah. Dari lereng sampai puncaknya, ada banyak petilasan, makam keramat, dan sumber mata air yang dipercaya punya nilai spiritual tinggi.

Tak heran, Gunung Karang sering dikunjungi peziarah dari berbagai daerah, apalagi saat bulan-bulan tertentu. Di antara sekian banyak situsnya, ada satu yang paling terkenal: Situs Pahoman.

Situs Pahoman: Warisan Megalitik di Lereng Gunung Karang

Situs Pahoman berada di Desa Pasir Peteuy, Kecamatan Cadasari, Pandeglang. Situs ini terdiri dari beberapa menhir atau batu tegak peninggalan zaman megalitik. Ada menhir besar setinggi ±150 cm, dan beberapa menhir kecil yang disusun menyerupai nisan makam. Dari bentuknya, para arkeolog yakin bahwa Pahoman adalah salah satu bukti peradaban tua yang sudah hidup di kawasan Gunung Karang sejak ribuan tahun lalu.

Nama “Pahoman” sendiri konon berasal dari kata “pohon” atau “homa” yang berarti tempat teduh, tempat bernaung. Masyarakat percaya situs ini dulu digunakan untuk ritual, pemujaan leluhur, sekaligus pusat kegiatan spiritual. Seiring perkembangan zaman, situs ini dilestarikan dan kini menjadi tempat ziarah bagi masyarakat Banten.

Menhir Pahoman

Menhir yang ada di Situs Pahoman bukan sekadar batu tegak biasa. Bagi masyarakat lokal, batu ini dianggap sakral dan menjadi simbol hubungan manusia dengan leluhur. Bentuk menhir yang sederhana tapi kokoh menunjukkan bahwa nenek moyang kita punya cara unik untuk menghormati arwah leluhur mereka.

Kalau kamu berkunjung, kamu akan menemukan menhir besar yang masih tegak berdiri, serta beberapa menhir kecil yang biasanya dipasangkan seperti nisan. Lokasinya dikelilingi pepohonan, membuat suasananya sejuk sekaligus mistis.

Sumur Keramat Nyimas Rincik Manik

Tak jauh dari menhir, ada sebuah sumber air yang dikenal sebagai Sumur Keramat Nyimas Rincik Manik. Kolam ini dipercaya sebagai tempat mandi keramat yang sering diziarahi peziarah. Menurut cerita, Nyimas Rincik Manik adalah sosok wanita sakti yang menjaga Gunung Karang.

Banyak orang datang ke sumur ini untuk sekadar mencuci muka atau mengambil airnya. Mereka percaya air dari sumur ini membawa berkah, menenangkan hati, bahkan bisa menjadi obat. Entah percaya atau tidak, yang jelas sumur ini menambah daya tarik spiritual Situs Pahoman.

Legenda Sumur Tujuh di Gunung Karang

Selain Sumur Nyimas Rincik Manik, ada juga legenda Sumur Tujuh di puncak Gunung Karang. Sesuai namanya, sumur ini berjumlah tujuh, meski kini tidak semua terlihat jelas. Menurut cerita rakyat, sumur ini muncul saat Sultan Maulana Hasanuddin kehausan setelah beradu kesaktian dengan Prabu Pucuk Umun. Beliau menancapkan tongkatnya ke tanah, dan keluarlah air yang menjadi sumur-sumur keramat.

Bagi pendaki Gunung Karang, Sumur Tujuh jadi salah satu titik istimewa. Airnya dipercaya punya khasiat, dan tidak semua orang bisa menemukannya dengan mudah. Katanya, kalau kamu beruntung dan niatmu baik, kamu bisa melihat sumur tersebut.

Legenda Prabu Pucuk Umun

Salah satu cerita rakyat paling terkenal dari Gunung Karang adalah tentang Prabu Pucuk Umun. Beliau dikisahkan sebagai penguasa Banten pada masa Hindu-Budha, seorang raja sakti yang mempertahankan wilayahnya dari pengaruh luar.

Kisah paling populer adalah saat Prabu Pucuk Umun bertemu dengan Sultan Maulana Hasanuddin (putra Sunan Gunung Jati) yang menyebarkan Islam di Banten. Keduanya tidak bertarung dengan senjata, melainkan melalui adu ayam yang berlangsung di lereng Gunung Karang. Kesepakatannya, jika ayam Sultan Hasanuddin menang, maka Pucuk Umun harus merelakan wilayah Banten menerima Islam.

Pada akhirnya, ayam Sultan Hasanuddin menang. Dari situ, Islam mulai diterima masyarakat Banten. Meski kalah, Prabu Pucuk Umun tetap dihormati sebagai raja sakti, dan jejak ceritanya masih melekat hingga kini di berbagai situs di Gunung Karang.

Hubungan Antara Situs Pahoman dan Pucuk Umun

Situs Pahoman dan legenda Pucuk Umun sebenarnya saling berkaitan. Pahoman dengan menhirnya adalah bukti bahwa masyarakat Banten sudah punya tradisi spiritual jauh sebelum Islam datang. Sementara kisah Pucuk Umun menunjukkan bagaimana Islam masuk ke Banten tanpa peperangan besar, melainkan lewat kesepakatan simbolis dan budaya.

Keduanya sama-sama menunjukkan bahwa Gunung Karang adalah pusat budaya, spiritual, sekaligus sejarah panjang masyarakat Pandeglang. Dari zaman batu besar, masa Hindu-Budha, hingga era Islam, semua meninggalkan jejak di sini.

Daya Tarik Wisata dan Spiritual

  • Wisata Religi: Banyak peziarah datang untuk berdoa, tahlilan, dan ngalap berkah.
  • Peninggalan Arkeologi: Menhir Pahoman jadi bukti nyata warisan budaya megalitik.
  • Sumber Air Keramat: Sumur Nyimas Rincik Manik dan Sumur Tujuh jadi daya tarik mistis.
  • Pemandangan Alam: Lereng Gunung Karang sejuk dan penuh pepohonan rindang.
  • Legenda Penuh Makna: Kisah Prabu Pucuk Umun jadi pengingat perjalanan sejarah Banten.

Tips Berkunjung ke Situs Pahoman

  1. Pakai pakaian sopan, karena lokasi ini dianggap keramat.
  2. Bawa bekal air minum, karena warung tidak selalu ada di lokasi.
  3. Gunakan alas kaki yang nyaman untuk jalur menanjak.
  4. Hormati adat dan jangan berbuat hal yang tidak pantas.
  5. Jika ingin ziarah, datanglah dengan niat baik dan hati bersih.

Penutup

Situs Pahoman di Gunung Karang bukan hanya tempat wisata biasa. Ia adalah saksi bisu perjalanan panjang sejarah Banten: dari masa megalitik dengan menhirnya, masa Hindu-Budha dengan Prabu Pucuk Umun, hingga masa Islam dengan Sultan Hasanuddin. Ditambah lagi keberadaan Sumur Keramat dan Sumur Tujuh yang memperkaya cerita mistisnya.

Buat kamu yang suka sejarah, budaya, sekaligus wisata alam, wajib banget mampir ke Situs Pahoman. Selain menambah wawasan, kamu juga bisa merasakan suasana religius dan ketenangan batin. Jadi, kapan kita ke Gunung Karang bareng?


#SitusPahoman #GunungKarang #Pandeglang #Banten #Menhir #SumurTujuh #PrabuPucukUmun #WisataReligi #SejarahBanten #SaungAAIyuy

Petunjuk Arah ke Situs Pahoman

Kalau kamu tertarik berkunjung, berikut petunjuk arah menuju Situs Pahoman Gunung Karang dari Google Maps. Kamu bisa klik langsung untuk memulai navigasi:


Posting Komentar untuk "Situs Pahoman"